Kamis, 13 September 2012

Alhamdulillah! Ini cerpen pertamaku yg masuk majalah Galaksi Spensa Sampang 2012!


:                                               IMPIAN CLARANTA
            Inilah aku, seorang peri kecil yang terbuang ke dunia manusia dan sedang termenung sendiri di atas kelopak bunga. Dengan sepasang sayap berwarna ungu berlapis putih,dan berambut keriting kecil. Entah mengapa aku tak bisa jadi mereka semua, yang hidupnya penuh tawa, canda dan kesenangan.
            Aku dibuang kedunia manusia karena melakukan kesalahan. Malam itu saat ada festifal jalanan, aku keluar dari asrama tempat tinggalku. Aku pun harus terima hukumanku. Aku dihukum untuk memperbaiki sifat salah satu anak di bumi. Namanya Jenetta. Dia anak yang keras kepala. Sungguh, aku tidak pernah tau bisa apa tidak mengubah sifat anak itu. Yang penting aku akan menyelesaikan tugasku dengan cepat dan kembali ke dunia peri dengan cepat pula. Benar tidak?

            “Jenet, bangun. Sudah pagi, dan kau di tunggu kawan-kawanmu di luar sana! Jenett! Bangun!” Teriakan Ibu langsung membuat sadar aku dari tidurku. Eh, apa? Teman-teman menungguku? Oh tidak..
            “Aku berangkat bu !” Begitu bangun akupun langsung menyambar sepeda yang ada di garasi dan segera pergi ke lapangan futsal. Aku memang wanita. Tapi bermain futsal adalah hobiku.
            “Jenetta.. kau belum mandi belum sarapan, sudah pergi begitu saja!Mau jadi apa kau nak!”Ahh selalu begitu omelan Ibu. Memang sih aku belum apa-apa. Tapi ini memang sudah kebiasaanku. Aku pun sering sekali mendapat omelan seperti itu. Tapi.. aku tak pernah memikirkannya.
            “Siapa yang berteriak itu? Mengganggu tidurku saja! Ah sudah pagi! Saatnya mulai mengawasi Jenetta,”Hari ini tugas seorang peri buangan dimulai. Hari ini hari pertama aku bekerja. Dan hari ini aku bertemu dengan klienku. Hahaha. Semoga hari ini berjalan sukses! Tadi ada yang berteriak. Seperti suara Ibunya Jenetta. Dan kurasa Jenetta pergi dari rumah sampai-sampai membuat Ibunya marah seperti itu. Aku menyusulmu Jenetta!
            Lapangan futsal..
            “Hey .. Over kesini dong! Masa daritadi kau mulu yang memainkan bola itu!” Ucap anak berkulit hitam mengomel ke arahku. Siapa kau? Aku tak kenal kau. Biarkan saja aku yang memainkan bola ini.
            “Kesini dong kalau mau ambil bola. Masa begitu saja mengomel terus!”Jawabku keras kepala.
            “Eh banyak sekali anak-anak disini. Yang mana Jenetta? Di sini laki-laki semua! Eh tapi tunggu. Siapa itu yang bertengkar? Wanita? Itu pasti Jenetta! Akhirnya bertemu kau juga,”Ucapku sambil terbang kearah Jenetta. Kemudian kutarik telinganya. Eh tanganku kan kecil sekali mana bisa terasa oleh Jenetta?
            “Aduh apa sih ini? Lalat nakal! Kupukul kau!”Ternyata Jenetta hanya menganggapku lalat. Ayo sini kalau bisa tangkap aku. Ayo kejar aku! Aku ingin lihat kemampuanmu. Eh nggak kena, nggak kena. Tak terasa Jenetta mengejarku sampai dia lupa akan bermain futsal dengan teman-temannya. Kasihan kau. Lebih baik kuberitahu kau.
            “Aku akan memberi kau sedikit pelajaran,”Ucapku berbisik di telinganya.
            “Loh.. Lalat kok bisa bicara.. Lalat bisa memberi aku pelajaran? Wah seru sekali,”Jawabnya antusias.
            Seru.. Pelajaran dibilang seru? Tantangan bagiku.
            “Lihat! Disana ada pohon mangga yang sedang berbuah lebat. Kau mau makan salah satunya? Mangga itu enak. Mangga bisa membuat kau kenyang lho. Lagipula kau juga belum sarapan tadi pagi,”Bisikku yang sedikit membujuk.
            “Kau benar lalat! Aku ingin satu! Aku akan mengambilnya,” Ah! Jenetta berhasil masuk ke perangkap. Sebentar lagi dia akan memakannya. Dan pemilik mangga pun datang...
            “Hey anak kecil sedang apa kau! Mencuri mangga milikku ya! Ternyata kau berbakat jadi pencuri juga ya!”
            “Memangnya ini pohon ada yang punya? Lagian jika memang punya bapak tentu saja dekat dengan rumah bapak sendiri. Tapi ini jauh. Paling tidak ada 3 meter, jelas bukan punya bapak,”
            “Pintar ngeles juga kamu ya! Siapa bilang jika jauh berarti tidak ada yang memiliki. Saya punya surat kepemilikan pohon ini. Jika kau mau lihat akan saya ambil,”
            “Tidak pak. Tidak usah. Saya mengaku, saya mencuri. Tapi ini juga kepepet. Saya lagi lapar pak. Dari pagi belum makan,”Ucap Jenetta dengan muka tanpa dosa.
            “Kau anak baik. Saya ingatkan, jika kau ingin mangga ini. Bilang dahulu pada pemiliknya. Pasti akan bapak kasih jika kau mau,”
            “Terimakasih pak. Maaf jika saya mengganggu,”
            Misi pertama selesai.
            “Kenapa aku langsung termakan bujukan lalat itu ya? Aku bodoh.. Aku malu kepada bapak tadi,”
            “Siapa bilang kau bodoh? Lihatlah. Didepan sana ada sepeda bermerek. Bagus sekali kan? Aku yakin kau tak akan terlihat bodoh jika kau memakai sepeda itu. Lagipula kau akan meminjam saja. Bukan mencuri, jadi tidak akan ada yang mengomel lagi,”Ucapku berbisik lagi di dekat telinga Jenetta.
            “Ah, kau benar kali ini lalat nakal. Aku akan mencobanya agar tak terlihat memalukan!”Jawabnya antusias. Masih saja ya menyebutku lalat nakal.
            Tiba-tiba saat Jenetta hampir menyentuh sepeda itu, ada anak kecil yang mengatakan..
            “Pakailah kakak. Jika kakak ingin menaikinya. Aku akan selalu berbagi dengan orang lain,”Lalu anak kecil itu pergi sambil berjalan kaki. Jenetta berfikir, ini sepeda siapa, mengapa aku yang menaikinya? Dan mengapa yang mempunyai sepeda ini justru berjalan kaki?
            “Maaf adik! Ini sepedamu. Aku hanya ingin melihatnya, tidak memakainya. Pakailah agar kau tak kelelahan. Aku akan menganggap kau adikku sendiri,”
            “Terimakasih kakak cantik..”
            “Ahh.. Adik itu pandai sekali memuji orang. Hey kenapa aku menjadi sesenang ini hanya karena dipanggil kakak cantik? Ternyata memuji itu gampang ya. Dan orang yang di puji juga akan senang mendengarnya. Lantas, kenapa tak semua orang memuji dengan tulus saja?”Jenetta lantas berfikir dan langsung berlari pulang ke rumahnya.
            Misi kedua selesai.
            “Ibuuu.. Ibuuu... Ibuuu,” Jenetta tak bisa mengendalikan arah berlarinya, dia terjatuh lalu berdiri, lantas terjatuh lagi dan berdiri lagi.
            “Ada apa anakku sayang?”
            “Ibu... maafkan Jenetta Ibu.. Maafkan Jenetta,”
            “Apa yang terjadi denganmu anakku? Mengapa kau habis dikejar kucing yang galak?”Ibu lantas tertawa mendengar omongannya sendiri.
            “Jenetta sayang Ibu. Walau selama ini Jenetta tak pernah mendengarkan omelan Ibu. Yang tidak pernah Jenetta tau omelan Ibu sangat bermakna dan berguna bagi Jenetta. Jenetta sayang Ibu,”
            “Anakku... Darimana kau belajar kata-kata yang menyentuh hati itu,”Ibu berbicara dalam hati, kemudian menangis perlahan.
            “Jenetta Sayang Ibu. Maafkan Jenetta bu!”
            “Ibu juga sayang Jenetta. Ibu memaafkan Jenetta.”Mereka berdua berpelukan. Lihatlah! Penyesalan yang tak pernah telat tidak akan sebahagia ini. Jenetta akhirnya sadar. Mulai sekarang Jenetta akan selalu berbagi dengan orang lain. Termasuk saat bermain futsal dengan teman-temannya.
            Misi ketiga selesai.
            Aku pun sudah saatnya kembali ke dunia peri.


                                                                        TAMAT

Tidak ada komentar:

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
" AUTOSTART="TRUE" LOOP="TRUE" WIDTH="0" HEIGHT="0" ALIGN="CENTER">